Perangi Hoaks, Japelidi Gelar Workshop Literasi Digital 2024 di Amcor UMM

Di Posting : 30 Mei 2024
Penulis : Doddi Risky
Kategori :
Bagikan :

Foto : Prokota.com

MALANG|PROKOTA. COM – Di era serba digital, informasi atau berita hoaks menjadi hal yang menyesatkan.

Untuk itulah, Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan My America, United States Consulate General Surabaya serta American Corner Universitas Muhammadiyah Malang (Amcor UMM) mengadakan pelatihan Kolaborasi Literasi Digital Melawan Hoaks.

Workshop yang diselenggarakan pada hari Kamis (30/52024) tersebut diikuti sekitar 25 peserta, baik itu dari kalangan jurnalis, komunitas, mahasiswa, maupun influencer atau content creator, dan relawan AMCOR UMM.

Pelatihan ini merupakan bagian rangkaian kegiatan workshop yang digelar Konsulat Jenderal Amerika Serikat Surabaya di sejumlah daerah yakni Denpasar, Ambon, Surabaya, Yogyakarta, Malang, dan Makasar.

Literasi Digital Malang 2024 ini menghadirkan empat pemateri dari Japelidi yaitu: Dr. Siswantini Yenni (Binus Jakarta), Dr. Frida Kusumastuti (Universitas Muhammadiyah Malang), Bayu Indra Pratama, M.A. (Universitas Brawijaya) dan Dimas Prakoso, M.A. (UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung).

Sejumlah materi yang disampaikan dalam workshop antara lain: What is Misinformation and Disinformation, Toolkits to Combat Disinformation, Exercising Fact Checking Tools, dan How to Design Misinformation-Disinformation Program.

“Materi-materi tersebut sesuai dengan Modul yang diterbitkan Japelidi bersama My America berjudul The Alliance of Indonesian Youth, Influencers, and Journalists Against Disinformation in Indonesian Political Years,” ujar Frida Kusumastuti selaku dosen Ilmu Komunikasi UMM.

Frida mengatakan modul tersebut bisa diunduh secara gratis melalui website resmi Japelidi di www.japelidi.id.

Ide-ide peserta sangat menarik. Salah satu peserta, Mohammad Said memiliki kesan mendalam terkait kegiatan ini. “Kita ini mudah sekali berpengaruh pada yang viral. Literasi digital ini menjadi kewajiban, tidak saja melawan hoaks tapi juga kita menjadi penyaring informasi yang bijak,” tutur dia.

Sementara peserta lainnya Nyoman juga memberikan kesan berbeda. “Sosialiasi lebih lanjut dari mulut ke mulut tentang melawan hoaks bisa merupakan langkah nyata mengurangi hoaks,” kata dia.

“Anak-anak gen Z banyak yang gak relate dengan generasi atas, maka topik literasi digital bisa mengikuti yang sedang dibicarakan oleh Gen Z. Dilihat mereka ini lagi fighting di medan yang seperti apa gitu. Misalnya tentang idola mereka, mental health, dsb.” Kata timpal Valencia dari Komunikasi UB.

“Gen Z mudah diserang dengan yang mereka sukai, misal tentang centang biru. Tentang kegagalan masa depan yang ujungnya over thinking,” tambah Fahmi.

Selain disampaikan dengan metode ceramah, dan praktek penggunaan tools kit, juga dilakukan FGD untuk menggali ide dan inisiatif gerakan media literasi di berbagai kelompok masyarakat.

Koordinator Program Japelidi Ni Made Ras Amanda menambahkan kegiatan ini merupakan kerja sama ketiga kalinya dan menjadi istimewa karena 2024 adalah tahun politik yang membutuhkan usaha lebih kuat menghadapi disinformasi dan karenanya membutuhkan kolaborasi.

Tujuan diselenggarakan event ini, yaitu untuk semakin memperbanyak kemunculan kegiatan kolaborasi dari berbagai kalangan yang bertujuan untuk melawan disinformasi. Sehingga tidak membuat gaduh publik.
(fri/riz/jpe)

Editor : Sam Agus

Di Posting : 30 Mei 2024

Berita Serupa

Politik
Bisnis
Olah Raga