Waktu Sekarang

8 Desember 2024 18:29

DJP Libatkan Wajib Pajak dalam Kembangkan Aplikasi eBupot 21/26

Di Posting : 6 Februari 2024
Penulis : Doddi Risky
Kategori :
Bagikan :

Foto : Prokota.com

MALANG|PROKOTA.COM – Dalam rangka meningkatkan efektivitas layanan dan keterlibatan wajib pajak pada layanan perpajakan, Direktorat Teknologi Informasi dan Komunikasi Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak (DJP) menggelar kegiatan user

requirement dan user experience Aplikasi eBupot 21/26 (Selasa, 6/2/2024).

Kegiatan ini berlangsung di Aula Kantor Wilayah (Kanwil) DJP Jawa Timur III, Jalan Letjend S. Parman 100, Malang, Jawa Timur.

Acara ini dihadiri oleh perwakilan Account Representative, Penyuluh
Pajak dan wajib pajak yang ada di wilayah Malang Raya.

Melalui kegiatan ini, DJP selaku
pengembang aplikasi berusaha untuk memahami secara menyeluruh tentang kebutuhan dan harapan wajib pajak terhadap Aplikasi eBupot 21/26.

Kepala Bidang Penyuluhan, Pelayanan dan Hubungan Masyarakat Kanwil DJP Jawa
Timur III, Vincentius Sukamto menjelaskan kegiatan ini merupakan langkah strategis
dalam mendengar langsung kebutuhan dan pengalaman pengguna Aplikasi eBupot 21/26.

“Wilayah kerja Kanwil DJP Jawa Timur III sangat luas, dari ujung Banyuwangi hingga Trenggalek, sehingga kali ini kami hanya mengundang wajib pajak di wilayah Malang Raya
untuk menjaga efisiensi waktu dan biaya. Kami berharap kegiatan ini dapat memberikan gambaran yang komprehensif untuk meningkatkan kualitas aplikasi dan pelayanan perpajakan yang diberikan kepada wajib pajak,” ujarnya.

Kegiatan ini diadakan sebagai tindak lanjut atas Peraturan Dirjen Pajak PER-2/PJ/2024 yang membahas tentang Bentuk dan Tata Cara Permbuatan Bukti Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pajak Penghasilan Pasal 26 serta Bentuk, Isi, Tata Cara
Pengisian dan Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pajak Penghasilan Pasal 26, yang dirilis oleh DJP pada 19 Januari 2024.

Pada intinya, peraturan ini membahas ketentuan terbaru dalam penerbitan bukti pemotongan Pajak Penghasilan (PPh) 21/26 serta pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa PPh 21/26.

Yohan Suharsoyo, Kepala Seksi Peraturan Pemotongan dan Pemungutan PPh I menambahkan perubahan tersebut bertujuan untuk mengurangi kompleksitas PPh 21.

“Kami mencoba memberikan kejelasan dan kemudahan aturan PPh 21 di antaranya melalui
beberapa pokok perubahan yang dimuat dalam PER-24/PJ/2024, seperti perubahan aplikasi
pelaporan SPT Masa PPh 21/26 yang semula berbasis desktop kini sudah berbasis web,
penyesuaian bentuk formulir bukti pemotongan, dan penambahan formulir bukti pemotongan
bulanan 1721-VIII,” ujar Yohan.

Selain itu, Yohan juga menyoroti tentang hak wajib pajak dalam mengetahui kepastian
waktu dan besaran pajak yang dipotong oleh pemotong atau pemungut pajak.

“Selama ini, para karyawan dipotong pajak tetapi sering kali mereka tidak tahu kapan dan berapa pajak yang dipotong dari gaji mereka. Maka, peraturan baru ini memberikan penekanan pada hak wajib pajak untuk mendapatkan bukti pemotongan setiap bulan, karena meskipun pajaknya nihil, pemungut/pemotong tetap harus menerbitkan bukti pemotongan untuk wajib pajak,”
tambahnya.

Lebih lanjut, Yohan menekankan fungsi utama bukti pemotongan sebagai alat kontrol
untuk mencegah kesalahan perhitungan dan sebagai alat bantu bagi pegawai dalam
pengisian SPT tahunan.

“Bukti pemotongan menjadi sarana check and balance bagi wajib pajak yang dipotong dan pihak yang memotong atau memungut. Apabila ada kelebihan pajak, maka wajib pajak juga bisa mengajukan pengembalian. Semua perubahan ini sejalan dengan upaya Direktorat Jenderal Pajak untuk menyederhanakan dan memperbaiki tata cara
pembayaran pajak, menciptakan lingkungan yang lebih transparan dan memudahkan para
wajib pajak,” pungkasnya.

Untuk informasi lebih lanjut seputar perpajakan dan berbagai program dan layanan yang disediakan Direktorat Jenderal Pajak dapat dilihat pada www.pajak.go.id atau
menghubungi Kring Pajak di 1500200.(Ism/riz/pro/kom)

Di Posting : 6 Februari 2024

Berita Serupa

Politik
Bisnis
Olah Raga