Demi Pertahankan drg Marhendrajaya SpKG Sebagai Direktur, Mayoritas Karyawan RSUD Kanjuruhan Galang Aksi Tanda Tangan

Di Posting : 10 Juni 2019
Penulis : Ilyasi
Kategori :
Bagikan :

Foto : Prokota.com

MALANG PROKOTA.Com – Gerakan moral untuk mempertahankan drg Marhendrajaya sebagai direktur RSUD Kanjuruhan terus dilakukan karyawan karyawati RSUD Kanjuruhan.

Setelah sebelumnya mengirimkan petisi kepada PLT Bupati Malang H.M Sanusi agar Marhendrajaya tidak dimutasi, Senin (10/5/2019) ratusan karyawan-karyawati RSUD Kanjuruhan menggelar aksi penggalangan tanda tangan.

Aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes terhadap kebijakan Sanusi yang melakukan mutasi terhadap Marhendrajaya menjadi staf ahli.

Sedangkan jabatan direktur RSUD Kanjuruhan digantikan dr Abdurrahman yang diketahui sebelumnya sempat ada masalah dana kapitasi di UPT Puskesmas Karangploso ketika menjabat Kadinkes. Waktu itu, bendahara UPT Puskesmas Karangploso terkena OTT tim penyidik Polda Jatim.

Akibatnya pria yang akrab dipanggil Abah Dur ini dikotak Bupati Malang non aktif Rendra Kresna menjadi staf ahli.

Pantauan PROKOTA. Com, ratusan karyawan karyawati mulai dari dokter spesialis, perawat, pegawai administrasi hingga security kompak membubuhkan tanda tangan diatas banner yang bertuliskan #SAVE RSUD KANJURUHAN REBORN 2020.

Tak hanya itu, di spanduk itu juga bertuliskan “Kami karyawan karyawati RSUD Kanjuruhan memohon untuk mempertahankan drg Marhendra SpKG sebagai direktur menuju RSUD Kanjuruhan yang reborn 2020”.

Tak hanya itu, para karyawan juga memasang spanduk yang bertuliskan “Kami memimpikan RSUD Kanjuruhan semakin meningkatkan mutu pelayanan sehingga terwujud RSUD Kanjuruhan reborn 2020 melalui manajemen yang stabil”.

Salah satu dokter Perwakilan karyawan RSUD Kanjuruhan inisial DN mengatakan aksi ini murni sebagai bentuk curhat kepada pengambil kebijakan (dalam hal ini Plt Bupati Malang) agar menganulir kebijakan yang memutasi direktur Marhendrajaya sebagai staf ahli.

Mengingat sosok Marhendrajaya masih dibutuhkan manajemen sebagai pimpinan menuju RSUD Kanjuruhan reborn 2020 yang mengusung program “Hospital for Humanity” atau Rumah Sakit Untuk Kemanusiaan. “Selama pergantian manajemen kami baru kali menemukan sosok yang diharapkan mampu mewujudkan RSUD Kanjuruhan reborn 2020,” ujar Dokter spesialis SpTHT ini disela-sela halal bi halal di RSUD Kanjuruhan yang diamini ratusan karyawan lainnya.

Atas dasar itulah, karyawan RSUD Kanjuruhan memiliki tanggungjawab moral agar Marhendra bisa dipertahankan. Mengingat ada kekhawatiran jika pergantian manajemen ditengah perjalanan tetap dilakukan oleh PLT Bupati Malang akan mengganggu kestabilan manajemen RSUD Kanjuruhan. Apalagi manajemen sudah mencanangkan program RSUD Kanjuruhan reborn 2020.

Dian menegaskan selama terjadi pergantian manajemen, dibawah komando Marhendra semua elemen RSUD Kanjuruhan solid dan bersatu. Dan ini sudah dibuktikan dengan keberhasilan RSUD Kanjuruhan berhasil meraih Akreditasi Rumah Sakit Tingkat paripurna (setara bintang lima). “Prestasi ini riil, kami tidak mengada-ada. Jadi kami harus objektif menilai seorang pimpinan,” kata dia.

Semua elemen RSUD Kanjuruhan memang memimpikan RSUD Kanjuruhan reborn 2020. Artinya keberadaan rumah sakit daerah ini bisa memberikan pelayanan yang terbaik untuk masyarakat. Sehingga RSUD Kanjuruhan tidak dianggap sebelah mata lantaran harus bersaing dengan rumah sakit swasta yang kini juga berkembang di wilayah Kabupaten Malang. “Kami yakin hanya dengan manajemen yang stabil mimpi itu (RSUD Kanjuruhan reborn 2020) bisa tercapai,” tambah satu perawat lainnya. (*)

Di Posting : 10 Juni 2019

Berita Serupa

Politik
Bisnis
Olah Raga