MALANG | PROKOTA.COM – Menjelang akhir tahun 2024, Pemerintah Desa Sanankerto, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang Jawa Timur panen penghargaan.

Tak tanggung-tanggung, ada empat penghargaan yang diterima Pemdes Sanankerto di tahun 2024, baik dari Kementerian Pariwisata RI dan Kemenkumhanm RI.

Adapun empat penghargaan itu, antara lain :

1. Desa wisata Sanankerto mendapatkan sertifikasi desa wisata berkelanjutan dari Menteri pariwisata RI.

2. Juara nasional gerakan sadar wisata 5.0 dari Kementerian Pariwisata sebagai desa wisata terbaik tingkat Nasional.

3. Event Gerebek 1001 Tumpeng mendapatkan hak cipta dari Kemenkumham RI sebagai atraksi wisata yang berbasis kearifan lokal.

4. Logo Desa wisata Bon Pring mendapatkan hak cipta Kemenkumham RI satu-satunya yang dimiliki Desa Sanankerto

Empat penghargaan itu diserahkan Kades Sanankerto, M. Subur kepada Direktur Bumdes M.Yatim, Ketua Pokdarwis sertifikasi 5.0 Rudi dan
Ketua Unit wisata Bon pring Sigit Pribadi menerima Piagam hak cipta dari Kemenkumham RI di acara malam tasyakuran di Balai Desa Sanankerto Kamis malam (26/12/2024)

Kepala Desa Sanankerto, M.Subur mengatakan dengan penghargaan sebagai desa wisata berkelanjutan maka semua stakeholder yang terkait Desa Wisata Sanankerto membuat program berkelanjutan di tahun 2025.

“Program ini tidak hanya untuk diri kita sendiri. Aka tetapi sudah menetap jauh kedepan untuk generasi penerus kita nantinya,” ujar Subur.

Program berkelanjutan ini tentunya harus selaras dengann tujuan Kemenpar RI, yakni menjadikan Desa Wisana Sanankerto menjadi penyangga Wisata Bromo Tengger Semeru.

Tak hanya itu, pada 2025 seiring dengan semakin banyaknya penghargaan tersebut, Desa Wisata Sanankerto mendapatkan tugas dari Dinas Pariwiaata dan Kebudayaan Kabupaten bekerjasama dengan kampus UB ditunjuk dapat program membuat masterplan program pengembangan jangka panjang dengan pembagunan desa wisata berdaya saing dan naik kelas.
“Tentu tergernya bersaing di level internasional,” kata Subur.

Untuk itu, pada 2025 mendatang, kata Subur, pihaknya sudah merancang program edu wisata bambu untuk anak-anak yang berbasis muatan lokal dan desa wisata kearifan lokal.

“Guru-guru bambu sudah siap. Tinggal kurikulumnya pembuatan bambu di bidang ekonomi atau konservasi,” tutur Subur.

Rencananya Edu Wisata Bambu akan ditempatkan di kawasan Bon Pring dengan luasan sekitar satu hektar. (gus)

EDITOR : Sam Agus