MALANG | PROKOTA.COM – Keterbatasan anggaran di APBD Pemkot Malang untuk pembangunan sebuah kota menjadi tantangan tersendiri bagi sang kepala daerah dalam memimpin daerahnya.

Untuk itu, di era birokrasi yang modern seperti sekarang, Kepala Daerah dituntut berjiwa entrepreneur.

Dengan demikian, keterbatasan APBD untuk melaksanakan pembangunan dapat disiasati dengan pemikiran dan terobosan yang inovatif, penting itu agar tidak sepenuhnya bergantung kemampuan anggaran APBD dalam tujuan mensejahterakan masyarakat.

Pernyataan itu pernah disinggung Mendagri Republik Indonesia Tito Karnavian saat menjadi pembicara pada gelaran Rakernas Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) XVII di Kota Balikpapan beberapa waktu lalu.

Dari instruksi Mendagri Tito Karnavian ini kemudian diaplikasikan oleh Pj. Walikota Malang Iwan Kurniawan.

Sejak dilantik sebagai Pj Wali Kota Malang Agustus lalu, Iwan getol mengembangkan pola entrepreneurship dalam membangun Kota Malang.

Iwan mengajak swasta dan pelaku usaha berkolaborasi menyelesaikan permasalahan pembangunan di Kota Malang.

Adapun yang disasar Iwan yaitu rehabilitasi gedung sekolah rusak dan modernisasi tempat pembuangan sampah (TPS) di Kota Malang.

Keterbatasan anggaran tidak mengurungkan niatnya menyelesaikan program prioritasnya selama menjabat sebagai Penjabat Walikota Malang.

Iwan lantas menginisiasi agar program TSP (tanggung jawab sosial perusahaan) yang dimiliki perusahaan dapat digunakan untuk membantu proses rehabilitasi gedung sekolah dan tempat pembuangan sampah. Tercatat ada 51 gedung sekolah yang perlu dilakukan perbaikan dengan kategori rusak ringan, sedang dan berat.
“Ini wujud kolaborasi yang bagus dalam membangun Kota dengan melibatkan pihak swasta. Ini harus terus dikembangkan,” tandas mantan Pj Bupati Lebak Banten ini. (rul/prokompim)