Ogoh-Ogoh Dibakar sebagai Bentuk Bersihkan Diri, Umat Hindu Malang Raya Gelar Melasti-Tawur Kasanga Sambut Hari Raya Nyepi

Di Posting : 21 Maret 2023
Penulis : Doddi Risky
Kategori :
Bagikan :
Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Share on telegram

Foto : Arak-arakan Ogoh-Ogoh saat dikirab di sekitaran kawasan Tugu Kota Malang

MALANG|PROKOTA. COM – Arak-arakan ogoh ogoh di kawasan Jalan Tugu menjadi daya tarik warga Kota Malang.

Ribuan pasang mata ikut menyaksikan dan larut dalam alunan tetabuhan mengiringi 10 ogoh-ogoh diarak berkeliling lewati Jalan Suropati, Jalan Kertanegara, dan kembali ke sekitar Jalan Tugu.

Ogoh-ogoh yang ditampilkan kali ini menggambarkan sosok dalam kepercayaan umat Hindu. Di antaranya Sang Yamadhipati, Kraken, Gamang Hanamaya, Nyi Rarung dan lainnya.

Setelah diarak, satu ogoh-ogoh kemudian dibakar dalam sebuah prosesi simbolis.

Hal itu diungkap Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kota Malang, Putu Moda Arsana mengatakan, peringatan Tawur Agung Kesanga memiliki makna untuk membersihkan hal-hal buruk yang ada di dalam diri manusia. “Hari ini kami mempersembahkan Tawur Agung Kesanga, yaitu prosesi membersihkan atau menyucikan hal-hal buruk, atau lebih ke Bhuana Alit yang ada di dalam diri manusia,” paparnya.

Kegiatan ini merupakan lanjutan dari kegiatan sebelumnya, di mana umat Hindu se-Malang Raya melakukan ritual Melasti ke pantai untuk menyucikan diri. “untuk menyucikan hal-hal di luar manusia atau alam, Bhuana Agung, seperti alat-alat upacara, kemudian alat pekarangan dan sebagainya. Kita bersihkan di laut atau Batara Baruna. Karena laut menerima membersihkan semua,” terang Putu.

Kirab ritual ogoh-ogoh (patung besar yang menjadi representasi Bhuta Kala) merupakan tradisi umat Hindu dalam menyambut Hari Raya Nyepi.

Ribuan umat Hindu dan warga Kota Malang turut meramaikan kegiatan memperingati Tawur Agung Kesanga dengan mengarak ogoh-ogoh di bundaran Alun-alun Tugu Kota Malang, Selasa (21/3/2023).

Keesokan hari, umat Hindu akan melaksanakan Nyepi, dengan tidak melakukan hal-hal yang dilarang atau dikenal dengan Catur Brata Penyepian, yaitu empat pantangan.

Di antaranya, amati karya atau tidak bekerja, amati geni atau tidak menyalakan api dan menjaga amarah, amati lelungan atau tidak boleh berpergian, dan amati lelanguan atau tidak boleh menggelar pesta.

“Di Candi Badut esok lusanya akan dilakukan Ngembak Geni, yaitu acara saling bermaaf-maafan. Ibaratnya seperti lahir kembali sebagai manusia baru,” ucap Putu.

Di samping itu pihaknya berharap, semua umat beragama dalam perayaan Nyepi tahun ini tetap dapat menjaga kerukunan. Selain itu dapat instrospeksi diri terhadap apa yang telah diperbuat selama ini, serta menjauhi hal-hal yang buruk. “Mudah-mudahan saudara kami umat muslim juga dapat berpuasa tanpa gangguan apapun dari hal-hal yang kurang baik,” tandas Putu.(ron/dr/riz/hms)

EDITOR : Sam Agus

Di Posting : 21 Maret 2023

Berita Serupa

Politik
Bisnis
Olah Raga