Tekan Angka Stunting, Pemkot Malang Gelar Langkah Strategis dengan Audit

Di Posting : 14 Juli 2022
Penulis : Doddi Risky
Kategori :
Bagikan :

Foto : Wawali: "Lewat identifikasi penyebab stunting, dapat diketahui langkah tindak lanjutnya, sehingga akan mudah dalam memberikan rekomendasi, Termasuk Kebersihan Lingkungan dapat cegah Stunting"

MALANG PROKOTA.COM – Wakil Wali Kota Malang, Ir. H.Sofyan Edi Jarwoko, didampingi Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang dr. Husnul Muarif, di sela

audit kasus stunting Kota Malang di Mini Block Office, Balai Kota Malang, Kamis (14/7/2022).

“Pemerintah Kota Malang terus melakukan berbagai langkah strategis dalam mengatasi stunting di Kota Malang, salah satunya dengan menggelar audit seperti saat ini” ujarnya kepada awak media.

Pria yang akrab disapa Sofyan Edi ini mengatakan, kegiatan audit ini adalah bagian usaha Pemkot Malang untuk melakukan percepatan penanganan stunting.

“Lewat identifikasi penyebab stunting, dapat diketahui langkah tindak lanjutnya, sehingga akan mudah dalam memberikan rekomendasi penanganannya,” jelas dia.

Sofyan Edi menambahkan, bahwa secara detail Kota Malang sudah mempunyai data anak-anak yang mengalami stunting.

Meski demikian ia mengaku ada perbedaan hasil survei antara kouta dengan nasional.

“Survei nasional metodenya acak, sementara di Kota Malang berdasarkan data bulan timbang” tegasnya.

“Lewat posyandu balita, setiap bulan anak-anak di Kota Malang yang berusia di bawah dua tahun, di bawah lima tahun ditimbang, sehingga dari data timbang, tinggi maupun gizinya baru diketahui mereka masuk kategori stunting atau tidak,” bebernya.

Namun Sofyan Edi ini menyampaikan, selain dari balita, kasus stunting bisa terjadi dari berbagai faktor, salah satunya orangtua, khususnya ibu dari anak tersebut.

“Stunting bisa terjadi karena ibu yang melahirkan masih belum cukup usia, yakni di bawah 17 tahun, atau ibu yang melahirkan juga sudah terlalu tua, diatas 45 tahun’ ungkapnya. Kasus lainnya,” jelas Sofyed.

keluarganya hidup dibawah garis kemiskinan, keadaan lingkungan yang tidak mendukung sehingga menyebabkan gizi keluarga kurang terpenuhi.

“Dari sini kita bisa memberi rekomendasi, misalanya pernikahan dilakukan saat usianya sudah memenuhi syarat, atau dengan edukasi jangan melahirkan diatas usia 45 tahun” ujarnya.

Bung Edi berharap kerjasama semua pihak dalam mengatasi stunting ini.

“Hal ini tidak bisa dilakukan pemerintah, dalam hal ini Dinas Kesehatan sendiri, tetapi membutuhkan kerjasama semua pihak,” pungkasnya.

salah seorang kader Posyandu Aprilia di RW 01Kelurahan Lowokwaru Kota Malang, Aindah mengaku bahwa para balita di posyandunya rata-rata dalam kondisi baik dalam penimbangan maupun pengukuran bagian-bagian tubuh yang dilakukan rutin sebulan sekali ini.

“Berdasarkan catatan yang ada, memang ada satu atau dua anak yang cenderung bobotnya tetap atau menurun. Biasanya karena faktor sedang sakit atau susah makan” ujarnya belum lama ini.

Aindah mengatakan, para kader posyandu bersama pihak Puskesmas tidak pernah berhenti mengevaluasi dan mengedukasi para ibu yang memeriksakan anaknya.

“Kami juga memberi rekomendasi, misalnya berilah anak asupan makanan yang bervariasi namun dengan tetap mengutamakan gizi, serta bagaimana menjaga kesehatan dan kondisi para ibu, khususnya yang sedang hamil.” tandasnya yakin.  (pan/riz/hms)

Di Posting : 14 Juli 2022

Berita Serupa

Politik
Bisnis
Olah Raga