Peran Akademisi Ilmu Komunkasi dalam Pengendalian Tembakau

Di Posting : 11 Maret 2021
Penulis : Doddi Risky
Kategori :
Bagikan :

Foto : Prokota.com

MALANG PROKOTA.Com – Pengendalian Tembakau atau Pengendalian Produk Tembakau telah menjadi concern berbagai pihak. Tidak hanya karena dampaknya pada kesehatan, dan lingkungan namun juga dampak sosial ekonomi. Itupula yang ditangkap oleh Institut Komunikasi Bisnis London School of Business (IKB LSPR) Jakarta yang kemudian menggagas program Pengabdian Masyarakat Akademisi Ilmu Komunikasi Lintas Kampus.

Dr. Lestari Nurhajati, M.Si koordinator program mengutip dokumen Riskesdas, mengatakan bahwa Prevalensi perokok Indonesia usia 15 tahun ke atas adalah 33,8% atau sebesar 65,7 juta jiwa. Menempatkan Indonesia sebagai pasar rokok tertinggi ketiga di dunia setelah China dan India. Konsumsi rokok pada perokok usia 10-18 tahun mengalami peningkatan sebesar 126% sepanjang tahun 2013 ke 2018.

“Bahkan seorang anak sudah mulai merokok sejak usia sekolah dasar.” Jelasnya mengutip data Atlas Tembakau, 2020. “Sayangnya, kebijakan terkait pengendalian tembakau di Indonesia masih sangat lemah, misalnya regulasi iklan rokok masih bersifat parsial bukan pelarangan komprehensif.” Tambah Lestari yang juga menjabat sebagai vice rector IV IKB LSPR Jakarta.

IKB LSPR mengundang 15 orang akademisi Ilmu Komunikasi dari 15 kampus yang ada di Indonesia untuk bergerak bersama melakukan penyadaran di kalangan mahasiswa. Para dosen dari 15 kampus yang dipilih itu kemudian dibentuk tiga kelompok dengan penyebaran merata ke seluruh wilayah Indonesia.

“Kami lima kampus merupakan kelompok 2 yang hari ini (11/03) memulai kegiatan pembekalan kepada mahasiswa dari kampus Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Universitas Islam Muhammad Arsyad AlBanjari Banjarmasin, Universitas Al-Azhar Indonesia, Jakarta, dan Universitas Islam Indonesia Yogjakarta. “Papar Dr. Frida Kusumastuti, M.Si ketua kelompok 2.

“Tujuan dari pembekalan ini adalah meningkatkan kesadaran kritis para mahasiswa bahwa mereka dan generasi muda merupakan sasaran utama produk tembakau yang akan menjadi perokok potensial berkelanjutan.” Jelas Frida dosen komunikasi dari Universitas Muhammadiyah Malang.

Diharapkan setelah mendapat pembekalan hari ini, para peserta memiliki ide membuat konten-konten digital di berbagai platform yang berisikan fakta tentang produk tembakau dan dampaknya bagi kesehatan, dan sosial ekonomi di Indonesia.

Pembekalan yang dipandu oleh host Dr. Marhaeni Fajar dari UNISKA Banjarmasin ini diisi dengan Materi tentang fakta industri tembakau oleh Dr. Masduki dari UII dan fakta remaja & media terkait produk tembakau oleh Dr. Irwa Zarkasy dari UAI Jakarta. Out put program berupa konten digital yang dilombakan dan akan dikawal oleh Monika Sri Juliarti dari UNS sebagai ketua juri.

“Kami berharap program ini bisa berkelanjutan atas dukungan Southeast Asia Tobacco Controll Aliance atau SEATCA yang telah dirintis oleh IKB LSPR. Peran akademisi komunikasi bisa ditingkatkan, tidak hanya soal pengendalian melalui iklan dan penyiaran.” Harap Frida Kusumastuti mengakhiri pernyataannya. (dr/fri)

Di Posting : 11 Maret 2021

Berita Serupa

Politik
Bisnis
Olah Raga