Kenapa Pohon Pule Jadi Pilihan Wawali SoFyed Dan GM FKPPI Untuk Sodakoh Oksigen Di Bumi Arema?

Di Posting : 13 Januari 2021
Penulis : Doddi Risky
Kategori :
Bagikan :

Foto : Prokota.com

MALANG PROKOTA.Com – Ini simbol kami mendukung program pemerintah. Serta, menjadi pendukung sodakoh oksigen lewat menanam pohon,” ungkap Wawali Kota Malang Sofyed panggilan akrab Sofyan Edi Jarwoko yang berharap dengan aksi penanaman pohon pule bukan ganta untuk sodaqoh Oksigen demi udara bersih memelihara sumber-sumber air, tapi Bhumi Arema Puleh (pulih)seperti sediakala.

Harapan wakil Walikota Malang itu menegaskan, bahwa penanaman pohon adalah bentuk rasa syukur. Karena, menurutnya tren Covid-19 Kota Malang terus menurun.

“Ini hakekat kekaryaan. Di saat sulitpun, kita tidak diam. Kita tetap berbuat dan bergerak. Tidak putus asa. Masyarakat butuh harapan. Insyaallah, masyarakat Kota Malang sehat. Ekonominya kuat,” paparnya optimis

Perlu diketahui bahwa NewS D’Pule media informasi dan komunikasi yang mengawal aksi Shodakoh Oksigen dari hulu sampai kehilir itu bukan hanya aktif mengabarkan dan mengawal aksi sodakho Oksigen Bung Sofyed dan GM FKPPI event organizer tapi juga beri pembinaan komunitas Prolingkungan di bhumi Arema, lalu kenapa Sofyed Cs memilih tanam Pohon Pule ? bahkan dengan kocek pribadinya mau mendanai pembibitan dan siap menghijaukan bhumi Arema dengan menyuapkan 10 ribu Pule ? nah kita dengar penuturan ketua GM FKPPI Kota Malang Rudi Nugroho, Spd soal kenapa menjatuhkan pilihan untuk gerakan Shodakoh Oksigen dengan pohon Pule?

“Pule Herbal Community besutan GM FKPPI dan AMPG ini bersama News D’Pule bergerilya lewat mbah Geogle dan dari berbagai sumber coba mengungkap yang terkandung di Pohon Pule, mulai akar, batang, kulit dan Daun.

Pohon Pule salah satu tanaman yang sering dipilih guna kepentingan penghijauan. Pasalnya, tanaman pule memiliki daun yang mengkilat, rimbun dan memiliki bentuk melebar ke samping. Karakter ini yang membuatnya mampu memberikan kesejukan di tengah teriknya panas matahari.

Tidak hanya di Indonesia, pohon pule juga tumbuh fertile di daerah hutan pantai barat India, Australia, Srilanka, hingga kepulauan Solomon

Saat ini pohon pule tengah populer dan kerap dijadikan bahan perburuan komoditi tumbuhan hias untuk mempercantik tempat tinggal ataupun bangunan publik agar tampak glamor. Sebab, tanaman ini dikenal sangat eksotis dengan nilai jual sangat tinggi.

Sebenarnya untuk menanam pohon ini sangatlah mudah. Banyak orang yang memanfaatkan batang muda tanaman pule sebagai bahan budidaya untuk kemudian ditanam di daerah yang tidak terkena sinar matahari secara langsung.

Secara ilmiah, pohon pule memiliki klasifikasi sebagai berikut

Tumbuhan pule tersebar hampir di seluruh pelosok nusantara. Tak heran, jika pule atau pulai memiliki banyak nama sesuai daerahnya masing-masing, seperti misalnya lame (Sunda), polay (Madura), tewer (Banda), kita (Minahasa) dan lain sebagainya.

sementara di negara lain, pule memiliki nama lain devil’s tree, chatian seitan-jhad, saptaparna, ditta bark tree, dan co tin pat, phayasattaban.

Pule juga sering ditemukan di banyak pekarangan dekat pagar atau sengaja ditanam menjadi pohon hias. Tanaman yang termasuk jenis pohon dapat tumbuh mencapai diameter 60 cm, berkayu, dan memiliki karakter percabangan menggarpule

Kulit batangnya mempunyai karakteristik agak sedikit rapuh dengan getah berwarna putih dan rasa super pahit. Sementara daunnya berupa daun tunggal yang tersusun melingkar sekitar 4 hingga 9 helai dan bertangkai panjang antara 7,5 sampai 15 mm.

Daun pule berbentuk oval yang agak lonjong. Ada juga yang berbentuk layaknya telur dengan permukaan bagian atas lebih licin ketimbang bagian bawahnya yang terkesan buram. Tepiannya rata dengan pertulangan menyirip berona hijau. Panjang tiap helai daun ini sekitar 10 sampai 23 cm dan lebar 3 hingga 7,5 cm.

Pule juga memiliki bunga bergagang panjang yang terlihat seakan keluar dari ujung tangkai. Aromanya harum semerbak, berwarna hijau hingga putih kekuningan. Bunga pule berambut halus yang cenderung rapat. Adapun yang berbentuk seperti butir bumbung berbentuk pita dengan panjang sekitar 20 hingga 50 cm yang menggantung.

Sementara biji pule berukuran kecil, berambut di bagian tepi, dan berjambul pada ujungnya. Biasanya, biji ini digunakan untuk membudidayakan pule selain menggunakan metode setek batang atau cabangnya. (riz/tok/net/Geo (bersambung) untuk mengetahui lebih jauh silakan klik besok.

Di Posting : 13 Januari 2021

Berita Serupa

Politik
Bisnis
Olah Raga