Pedagang Kota Malang Sambut Positif E-Retribusi

Di Posting : 18 September 2018
Penulis : Doddi Risky
Kategori :
Bagikan :

Foto : Prokota.com

PROKOTA MALANG– Pedagang tradisional di Kota Malang menyambut positif program E-Retribusi yang dicanangkan Dinas Perdagangan Kota Malang.

Kepala Pasar Besar Kota Malang Hariyanto dari jumlah keseluruhan pedagang yang aktif sekitar 2500 itu sudah 65% yang sudah mengikuti program E-Retribusi. “Sudah sekitar 700 pedagang isi form E- Retribusi hingga hari ini, untuk detailnya silakan konfirmasi ke Bank Jatim yang langsung lakukan sosialisasi sekaligus pengisian formulir E-Retribusi, kami dari dinas pasar hanya mendampingi,” ujar pria bertubuh tambun itu sambil terus lakukan pendampingan pedagang.

Melihat respon pedagang yang ada, kata Hariyanto yakin bulan depan seluruh pedagang yang ada di pasar besar sudah menggunakan E-retribusi. Dengan demikian petugas tak perlu menarik retribusi dengan uang, sebab petugas Bank Jatim didampingi dinas pasar besar tinggal sodorkan alat gesek dan pedagang menggesek untuk retribusi hari itu juga.
Apabila saldonya habis pedagang tinggal tranfer ke bank Jatim. “Intinya lebih memudahkan pedagang dan petugas di lapangan. Kontrolnya juga langsung dibantu bank Jatim,” kata Hariyanto.

Perlu diketahui bahwa Dinas Perdagangan Kota Malang terus berikhtiar dalam menekan kebocoran pendapatan dari sektor retribusi pedagang. Ini terlihat dari langkah Dinas Perdagangan yang mulai memberlakukan sistem E-Retribusi (pembayaran retribusi online) pada 2019.
Saat ini sudah ada 12 pasar tradisional yang memberlakukan E-retribusi. Namun sampai 2019, 27 pasar tradisional yang ada di Kota Malang akan diberlakukan hal yang sama.

Kepala Dinas Perdagangan, Wahyu Setianto mengatakan proses pemberlakukan sistem E retribusi sudah rampung 90 persen. Jadi sisanya tinggal finishing. “Bank rekanan sudah ready. Tinggal aplikasinya yang masih proses penyelesaian,” ujar Wahyu kepada PROKOTA.Com.

Saat ini kata Wahyu petugas dinas perdagangan terus melakukan sosialisasi kepada para pedagang. Dari 27 pasar sudah 12 pasar tradisional yang menjadi pilot project. Yakni pasar Bareng, Pasar buku Wilis, Pasar Klojen, Pasar Bunul, Pasar Kebalen, Pasar Nusakambangan, Pasar Kota Lama, Pasar Gadang Lama, Pasar Besar, Pasar Talun dan Pasar Oro-Oro Dowo.

Dengan sistem ini, lanjut Wahyu harapannya Dinas Perdagangan bisa meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari retribusi pedagang. Tahun ini

Dinas Perdagangan ditargetkan merealisasikan perolehan PAD sebesar 5,5 Miliar. Tahun lalu pencapaiannya 4,9 Miliar. Artinya ada kenaikan 600 juta. “Insyaallah kami optimis bisa target PAD bisa terealisasi. Karena sistem pembayarannya semakin mudah dan simpel,” tandas dia. (*)

Di Posting : 18 September 2018

Berita Serupa

Politik
Bisnis
Olah Raga